Kamis, 17 April 2008

Akankah kejutan terjadi di pilkada Sumut?

oleh : Yusran Yunus & Hambali Batubara

Sebanyak 8.482.505 pemilih terdaftar akan menggunakan hak suara pada pemilihan kepala daerah (pilkada) secara langsung Sumatra Utara (Sumut) hari ini.

Sebanyak lima pasangan calon gubernur (cagub) dan calon wakil gubernur (cawagub) Sumut periode 2008-2013 bersaing ketat memperebutkan total suara pemilih tersebut.

Kelima pasangan cagub dan cawagub itu adalah Ali Umri-Maratua Simanjuntak (diusung Partai Golkar), Tri Tamtomo-Benny Pasaribu (PDI-Perjuangan), RE Siahaan-Suherdi (koalisi 8 parpol terdiri PDS, PNI Marhaenisme, PBSD, PKB, PPD, PNBK, Pelopor, PIB).

Dua pasangan lainnya, Wahab Dalimunthe-Raden Syafi'i (koalisi tiga partai Partai Demokrat, Partai Bintang Reformasi, Partai Amanat Nasional), Syamsul Arifin-Gatot Pujo Nugroho (koalisi 11 partai terdiri PKS, PPP, PBB, Patriot Pancasila, PKPB, PKPI, PSI, PDK, Merdeka, PPDI, PNUI).

Tim sukses dari kelima pasangan tersebut sudah mengerahkan seluruh potensi dan kekuatan terutama mesin politik partai.

Namun, tidak ada yang dapat menghitung pasti, siapa dari kelima pasangan tersebut yang akan keluar sebagai pemenang. Apalagi jika merujuk pada realitas politik pada pilkada Jawa Barat (Jabar), yang memenangkan pasangan yang semula tidak diunggulkan.

Jadi, pasangan yang menyedot banyak peserta kampanye pada saat berkampanye, belum tentu menggambarkan realitas politik sebenarnya.

Jika merujuk pada kekuatan mesin politik dengan bercermin pada hasil pemilu legislatif 2004 di Sumut, Golkar yang mengusung Ali Umri-Maratua Simanjuntak mendulang suara 20,8%, kemudian parpol pengusung Tri Tamtomo-Benny Pasaribu mengantongi 14,9%, parpol pengusung pasangan RE Siahaan-Suherdi 19,2%.

Parpol pengusung Wahab Dalimunthe-Raden Syafi'i mendapat 17,1%, dan parpol pengusung Syamsul Arifin-Gatot Pujo Nugroho meraih 28%.

Apakah statistik hasil pemilu legislatif ini berkorelasi dengan pilkada? Tampaknya sulit untuk dijawab karena hasil pilkada Jabar menunjukkan fakta bahwa Jabar yang dikenal sebagai salah satu lumbung suara Golkar, ternyata pasangan yang diusung Golkar, harus bertekuk lutut, kalah.

Demikian halnya dengan PDIP, Jabar adalah salah satu basis suara PDIP, tetapi jagoannya juga kalah. Ini berarti, kekuatan mesin politik bukan menjadi ukuran penentu memenangkan pilkada Sumut.

Faktor terpenting adalah sejauhmana kekuatan figur dari calon diusung partai politik mampu menggerakkan pemilih untuk memilihnya. Jika dipetakan kira-kira variabel kekuatan figur ini sekitar 70% menjadi preferensi pemilih.

Di sinilah sebenarnya ukuran paling signifikan menebak siapa pemenang pilkada Sumut sehingga yang terekam oleh calon pemilih adalah sejauhmana jejak rekam dari masing-masing calon pasangan.

Pilihan konsumen akan bergantung pada sejauhmana kualitas produknya. Soal pilihan ini, hanya hati nurani calon pemilih yang paling tahu siapa yang akan dipilih dalam pilkada Sumut hari ini.

Dari distribusi pemilih pilkada Sumut yang berjumlah 8.482.505 jiwa terdiri dari pemilih laki-laki 4.197.929 jiwa, dan pemilih perempuan 4.284.576 jiwa. Beberapa daerah pemilihan yang menjadi kantong suara penentu, yakni Medan, Deli Serdang, Langkat, Labuhan Batu, Simalungun, Asahan, Serdang Begadai, Tapanuli Selatan, Nias, Batubara. Sekitar 70% dari total pemilih pilkada terkonsentrasi di daerah-daerah tersebut.

10 Besar distribusi pemilih pilkada Sumut
No Kabupaten/Kota Laki-laki Perempuan Total Jumlah TPS
1. Medan 853.023 875.441 1.728.464 3.278
2. Deli Serdang 496.342 493.160 989.502 2.277
3. Langkat 335.067 327.231 662.298 1.431
4. Labuhan Batu 307.664 300.201 607.865 2.105
5. Simalungun 272.800 280.872 553.672 1.238
6. Asahan 218.046 220.447 438.493 1.799
7. Serdang Bedagai 204.477 203.003 407.480 1.050
8. Tapanuli Selatan 198.829 202.954 401.783 1.521
9. Nias 123.569 140.296 263.865 750
10. Batubara 125.285 125.923 251.208 947
Sumber: KPUD Sumut, diolah

Mesin politik

Analisis Komunikasi Politik Fisip Universitas Sumatra Utara (USU) Safrin meramalkan calon yang memiliki magnet kuat bagi pemilih akan berpeluang kuat memenangkan pilkada Sumut. Mesin politik dan penetrasi saat kampanye hanya menjadi faktor pendukung.

''Realitas politik pada pilkada Jabar sudah membuktikan hal tersebut. Tidak tertutup kemungkinan realitas tersebut akan terulang kembali pada pilkada Sumut,'' katanya kepada Bisnis kemarin.

Dia memprediksi setidaknya ada tiga pasangan yang akan bersaing ketat merebut suara signifikan, sehingga pertarungan merebut suara untuk melampaui batas perolehan kemenangan sebesar 25%.

''Saya kira dari lima pasangan yang bertarung, pilihan pemilih akan terkonsentrasi pada tiga pilihan pasangan dengan preferensi pada kekuatan figur,'' ujarnya menolak merinci tiga pasangan dimaksud.

Menjelang detik-detik akhir pemungutan suara, satu hal krusial yang kini menjadi perhatian Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Sumut adalah perhitungan cepat (quick count).

Oleh karena itu, Ketua KPU Sumut Irham Buana Nasution sejak dini meminta kepada lembaga yang akan melakukan quick count agar mengikuti ketentuan dan peraturan yang berlaku, sebagaimana diatur UU No. 10/ 2008 Bab XIX pasal 244, 245 dan 246, ditegaskan bahwa lembaga quick count paling cepat mengumumkan hasil perhitungan pilkada Sumut sehari setelah hari H, yakni 17 April 2008.

''Bila lembaga itu melanggar ketentuan yang ada dapat dikenai sanksi pidana pelanggaran pilkada,'' katanya.

Irham mengatakan kendati lembaga tersebut tidak harus mendaftarkan diri ke KPU, tetapi wajib memberitahukan keberadaannya kepada KPU.

Dia juga meminta masyarakat untuk tetap menunggu hasil akhir pemungutan suara yang dikeluarkan KPU seminggu setelah pencoblosan.

Hingga Selasa 15 April, lembaga yang diketahui akan melakukan penghitungan cepat pilkada Sumut adalah LSI (Lembaga Survey Indonesia) dan LSI (Lingkaran Survey Indonesia).

Namun, seminggu dianggap sebagai waktu yang cukup lama untuk menanti kepastian pemenang pilkada Sumut, sehingga quick count diperkirakan akan sangat ditunggu-tunggu oleh kelima pasangan cagub dan cawagub Sumut 2008-2013. Siapa nakhoda Sumut lima tahun mendatang, tentu kepastiannya berada di tangan 8.482.505 pemilih. Horas, selamat memilih! (yusran.yunus@bisnis.co.id)

Tidak ada komentar: