Rabu, 16 April 2008

Fenomena Pilkada Jabar Bisa Merembet
Rabu, 16 April 2008 | 00:46 WIB

Jakarta, Kompas - Fenomena keunggulan pasangan Ahmad Heryawan-Dede Yusuf dalam pemilihan Gubernur Jawa Barat bisa merembet ke daerah lain atau untuk Pemilihan Umum 2009 nanti. Calon berusia muda tanpa dukungan partai politik yang terkuat, seperti direpresentasikan oleh Heryawan-Dede, punya momentum yang baik untuk unggul dalam pemilihan kepala daerah lainnya atau di pemilu.

Fungsionaris Partai Golkar Yuddy Chrisnandi di Jakarta, Selasa (15/4), meyakini fenomena Heryawan-Dede pasti menjadi bahan perhitungan petinggi parpol dalam pilkada lain atau pemilu presiden tahun 2009. Para ”orang tua” mesti sadar diri dalam persaingan memperebutkan jabatan politik.

Bagi Partai Golkar, tumbangnya calon mereka pada pemilihan gubernur di Sulawesi Selatan dan Jabar yang merupakan lumbung suara mereka selama ini harus dijadikan momentum introspeksi kebijakan internal, khususnya dalam bidang kaderisasi.

Sementara anggota DPR Al Muzzammil Yusuf (Fraksi PKS, Lampung I) berpendapat, fenomena Jabar bisa terulang jika muncul pasangan generasi muda di tengah pasangan calon dari generasi tua. Akan tetapi, peluang itu mengecil jika muncul kombinasi tua-muda yang menjanjikan. Namun, jika kondisi ekonomi rakyat kecil semakin susah, kombinasi citra pasangan calon presiden-wakil presiden berusia muda, reformis, dan visioner dengan terobosan ”radikal” bisa menjadi pilihan amat memikat. Komposisi kabinet berusia muda juga diyakini akan tambah menarik calon pemilih.

”Isu capres muda akan semakin kuat lagi jika November 2008 nanti Obama menang di pemilu presiden AS,” ujar Muzzammil.

Sebaliknya, Ketua Bidang Politik Partai Demokrat Anas Urbaningrum menyatakan, setiap pilkada selalu menggambarkan keunikan hasil sesuai dengan lokalitasnya. Apa yang terjadi di Jabar tidak mudah ditemukan padanannya di daerah lain. Karena itu, oversimplifikasi jika kemudian hasil itu diproyeksikan akan terjadi pada Pemilu 2009.

Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari belum yakin hasil seperti Pilkada Jabar akan terulang di daerah lain. Situasi di Jabar berbeda dengan Sumatera Utara, Jawa Tengah, ataupun Jawa Timur. Tumbangnya calon dari parpol besar pun sebenarnya sudah jamak terjadi di daerah lain karena variabel utama dalam pilkada adalah figur yang dikenal, disukai, dan dianggap berhasil. (dik)

Tidak ada komentar: