Selasa, 01 April 2008

Perilaku pemilih


Massa Masih Lebih Tertarik pada Hiburan

FERGANATA INDRA RIATMOKO / Kompas Images
Warga Kota Bandung yang didominasi ibu rumah tangga mengikuti kampanye yang digelar pasangan Danny Setiawan-Iwan R Sulandjana di Lapangan Gasibu, Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat (28/3). Kampanye itu dimeriahkan dengan berbagai hadiah bagi peserta kampanye serta penampilan sejumlah artis musik dangdut.
Selasa, 1 April 2008 | 00:28 WIB

Bandung, Kompas - Memasuki hari kelima kampanye Pemilihan Kepala Daerah atau Pilkada Jawa Barat, antusiasme massa yang hadir ternyata lebih tertarik pada hiburan atau atribut di atas panggung. Program kerja yang ditawarkan calon gubernur-wakil gubernur seperti kurang dipedulikan.

Pengamat politik Tjetje Hidayat Padmadinata di Bandung, Senin (31/3), mengatakan, menyelenggarakan kampanye di lapangan terbuka tak lagi efektif. Sebab, massa yang datang adalah pendukung partai politik atau kandidat yang tengah berkampanye.

”Kalau tujuannya menambah massa, sulit. Efektivitasnya hanya belasan persen. Paling, menggelorakan semangat massa saja atau biar mereka merasa banyak teman,” katanya.

Menurut Tjetje, sebagian besar orang itu pun datang karena lebih tertarik pada hiburan daripada mendengarkan pidato kandidat. Demikian pula apabila dilakukan dialog. Apalagi jika dibagikan atribut seperti stiker dan kaus, massa lebih senang lagi. Pendidikan politik dalam kampanye belum sepenuhnya dapat dilakukan dengan baik.

Wakil Ketua Tim Kampanye Agum Gumelar-Nu’man Abdul Hakim (Aman), Rahadi Zakaria, pun mengatakan, selama mengikuti kampanye pilkada, proses pendidikan politik memang perlu diarahkan. Bentuknya tidak hanya berupa mobilisasi massa.

Artinya, diperlukan terobosan baru dalam menumbuhkan partisipasi politik masyarakat, misalnya tawaran program melalui kampanye dialogis atau dialog langsung dengan warga di pasar, terminal, dan tempat lain. Tawaran program bisa dilihat hingga sejauh mana respons masyarakat.

Menurut Rahadi, masyarakat saat ini semakin cerdas dan berani menyampaikan pendapat serta harapannya kepada calon gubernur. ”Soal kaus dan atribut, itu sebagai kebanggaan bagi pendukung dalam pengukuran adanya hubungan emosional,” katanya.

Ketua Tim Sukses Ahmad Heryawan-Dede Yusuf (Hade), Haris Yuliawan, mengatakan sama sekali tidak membuat kaus untuk massa kampanye. Karena itu, massa bisa dianggap datang dengan kesadaran politik, bukan atribut. Kalau ada massa yang mengenakan kaus, mereka membuatnya sendiri. Stiker memang dibuat, tetapi nilainya tidak besar.

Dalam kampanye di berbagai daerah di Jabar, semua pasangan masih menyampaikan janji-janji dan program yang akan dijalankan jika terpilih. Calon gubernur Danny Setiawan di Kabupaten Ciamis menjanjikan perbaikan infrastruktur, termasuk jalan kereta api dan bandar udara. (bay)

Tidak ada komentar: